Kamis, 10 Februari 2022

Pengabdian Masyarakat UTM dalam melakukan sosialisasi " Edukasi Bisnis Daring" di Desa Murtajih

| 0 Viewers
0

HaloDesa.com, Pamekasan - Mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura mengikuti KKN-Tematik dengan tema "BANGKIT DI MASA PANDEMI". Dibawah bimbingan Bapak Yudha Dwi Putra Negara S.Kom., M.Kom sebagai Dosen Pembimbing Lapangan, mahasiswa KKN Tematik kelompok 92 melakukan kegiatannya di Desa Murtajih, Kecamatan Pademawu, Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur. 


Sebagian besar masyarakat Desa Murtajih bekerja sebagai petani, peternak dan pedagang. Pada Masa Pandemi Covid-19 seperti sekarang, UMKM mengalami penurunan pendapatan yang sangat signifikan. Masa ini menuntut seseorang untuk tidak melakukan kerumunan agar rantai Covid dapat terputus.  


Salah satu UMKM yang mengalami penurunan adalah pembuatan batu bata merah dan jamu tradisional. Hal ini menarik perhatian mahasiswa KKN-Tematik kelompok 92 untuk melakukan sosialisasi pada UMKM tersebut, mengenai "Edukasi Bisnis Daring", agar usaha tersebut bisa berjalan sebagaimana mestinya.

UMKM Pembuatan batu bata merah / Foto Sumiyati

UMKM pembuatan jamu tradisional / Foto: Sumiyati

Edukasi Bisnis Daring adalah sebuah pembelajaran dalam melakukan transaksi jual beli produk atau jasa, yang dilakukan dalam jaringan. Caranya adalah dengan memanfaatkan teknologi informasi melalui media sosial. Dengan pemanfaatan ini jangkauan pemasaran hasil produksi bisa lebih luas lagi.


Banyak aplikasi media sosial yang dapat dimanfaatkan sebagai sarana penjualan online, seperti WhatsApp, Instagram, Facebook, hingga Shopee. Pelaku usaha pabrik bata merah di Desa Murtajih akan lebih optimal jika usahanya juga ada di beberapa aplikasi tersebut. 


Hal ini dilakukan agar produknya dapat dijangkau oleh banyak orang, sehingga transaksi jual beli pun meningkat. Begitu pula pada usaha produksi jamu tradisional di Desa Murtajih. Produk jamu tradisional ini dapat diolah menjadi ekstrak, sehingga lebih praktis dan mudah dibawa. Kepraktisan tersebut akan memudahkan jamu tradisional untuk dijual secara online. Sehingga produk jamu tradisional ini dapat dikirim walaupun pemesanan jarak jauh.


Sumiyati selaku kelompok 92 KKN-T berharap agar setelah sosialisasi, pelaku UMKM dapat menerapkan bisnis online sebaik mungkin. (S/ASN)