HALODESA.COM - Saat ini tingkat kebisingan di sekitar bangunan terus meningkat. Demikian pula, naiknya standar kehidupan masyarakat telah berdampak meningkatnya kebutuhan akan ruang musik dan film (dikenal dengan istilah home-theatre) dalam rumah.
Hal ini telah mengakibatkan kebutuhan akan bahan-bahan peredam atau bahan-bahan yang memiliki kemampuan akustik terus meningkat. Namun demikian, tingginya harga bahan bangunan yang memiliki sifat akustik yang baik telah menyebabkan bahan ini tidak terjangkau masyarakat secara luas.
Sabut kelapa untuk peredam suara / Foto : Bagus Rendy |
Sabut kelapa merupakan hasil samping dari pengolahan buah kelapa, dan merupakan bagian yang terbesar dari buah kelapa, yaitu sekitar 35 persen dari bobot buah kelapa. Produksi buah kelapa Indonesia rata-rata 15,5 milyar butir/tahun dan menghasilkan limbah 3,3 juta ton debu sabut kelapa.
Sabut kelapa merupakan bahan yang bersifat adsorben karena suatu padatan berpori, yang sebagian besar terdiri dari unsur karbon bebas dan masing-masing berikatan secara kovalen. Dengan demikian, permukaan sabut kelapa bersifat non polar dan bersifat akustik.
Potensi produksi sabut kelapa yang sedemikian besar belum dimanfaatkan sepenuhnya untuk kegiatan produktif. Pemanfaatan yang tepat akan meningkatkan nilai ekonomi pada limbah ini.
Penulis : Dwi Bagus Rendy Astid Putera