Pamekasan – Pengajian rutin di Masjid As-Syukur, Desa Grujugan, Kecamatan Larangan, Kabupaten Pamekasan, menjadi kegiatan yang diminati ibu-ibu rumah tangga setempat. Pengajian yang diadakan setiap malam Minggu ini bukan hanya sebagai wadah untuk memperdalam ilmu agama, tetapi juga sebagai tempat mempererat hubungan sosial antarwarga. Dengan tingginya partisipasi, pengajian ini menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat.
Majelis Ta'lim As-Syukur, yang mengadakan pengajian ini, bertujuan untuk memberikan pemahaman lebih mendalam tentang ajaran Islam, terutama kepada ibu-ibu rumah tangga, serta mendorong para jamaah untuk meningkatkan kualitas ibadah mereka.
Di sini, ibu-ibu dapat belajar tentang agama sambil memperkuat kebersamaan dengan sesama jamaah dalam suasana yang santai dan bermakna. Sebagai lokasi kegiatan, Masjid As-Syukur memainkan peran penting dalam kehidupan spiritual warga Desa Grujugan; masjid ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat kegiatan sosial di mana ibu-ibu rumah tangga berkumpul setiap minggu untuk belajar agama dan berdiskusi tentang kehidupan sehari-hari. Pengajian ini telah menjadi aktivitas rutin yang selalu dinantikan oleh para peserta.
Motivasi ibu-ibu rumah tangga untuk mengikuti pengajian terbagi menjadi dua kategori utama, yaitu motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi intrinsik mencakup keinginan untuk menambah ilmu agama, meningkatkan kualitas ibadah, dan mempererat silaturahmi dengan sesama jamaah, karena banyak peserta menyadari bahwa pendidikan agama yang diperoleh di sekolah formal masih terbatas, sehingga pengajian ini menjadi sarana untuk memperluas pengetahuan agama.
Menurut Hj. Hafiyah, salah satu jamaah, mengikuti pengajian lebih bermanfaat dibandingkan menghabiskan waktu untuk kegiatan yang kurang produktif, ia mengungkapkan, "Saya lebih senang ikut pengajian karena selain menambah ilmu, saya juga bisa berdiskusi dengan teman-teman." Selain itu, ibu-ibu rumah tangga di Desa Grujugan merasa bahwa pengajian ini membantu mereka memperbaiki kualitas ibadah, seperti shalat dan mengaji.
Di sisi lain, motivasi ekstrinsik, seperti pengaruh teman, juga menjadi faktor penting; banyak ibu yang awalnya ragu untuk mengikuti pengajian, namun akhirnya bergabung setelah diajak oleh teman atau tetangga. Iuran sukarela yang diterapkan dalam pengajian juga menambah motivasi, karena hasilnya digunakan untuk kegiatan sosial, seperti berkurban dan memberi santunan kepada anak yatim.
Keberhasilan pengajian ini didukung oleh metode ceramah yang menarik dan tidak membosankan, di mana ustadz yang memimpin sering menyelingi ceramah dengan humor, menciptakan suasana yang lebih interaktif dan menyenangkan. Ibu Hj. Sriwahyuni menyatakan, "Ceramahnya informatif dan sering diselingi dengan guyonan, sehingga kami tidak bosan."
Selain itu, kesadaran akan pentingnya menuntut ilmu agama juga menjadi dorongan utama bagi ibu-ibu untuk berpartisipasi; bagi banyak jamaah, pendidikan agama tidak hanya dianggap penting bagi diri sendiri, tetapi juga untuk keluarga. Ibu Luluk menambahkan, "Sebagai ibu, saya ingin memberikan contoh yang baik kepada anak-anak saya dalam beribadah," menunjukkan bahwa motivasi untuk belajar juga berakar pada keinginan mereka untuk mendidik generasi berikutnya.
Dukungan masyarakat sekitar juga berperan penting dalam keberhasilan pengajian ini. Banyak warga merasa bahwa pengajian memberikan dampak positif, baik secara spiritual maupun sosial, sehingga hubungan antarwarga menjadi lebih erat dan lingkungan menjadi lebih harmonis.
Dengan motivasi dan dukungan yang kuat, pengajian di Masjid As-Syukur telah menjadi bagian integral dari kehidupan warga Desa Grujugan. Ibu-ibu rumah tangga yang sebelumnya jarang terlibat dalam kegiatan keagamaan kini aktif berpartisipasi dan merasakan manfaat nyata dari pengajian ini.
Selain meningkatkan pengetahuan agama, pengajian ini juga menjadi inspirasi bagi desa-desa lain di Pamekasan untuk mengadakan kegiatan serupa. Majelis Ta'lim As-Syukur terus berupaya meningkatkan kualitas pengajaran dan kegiatan sosial yang mereka lakukan, membangun komunitas yang lebih baik dan harmonis.
Penulis : Nurul Maulidina