Pamekasan - KKNT merupakan program hibah dari LPPM yang dirancang untuk mendidik dan mendorong generasi muda dalam berperan aktif untuk membangun desa. Program ini diikuti oleh seluruh mahasiswa UTM yang berminat untuk terjun ke masyarakat.
Mahasiswa didorong untuk mengembangkan kerja sama, kemampuan berinovasi dan menyelesaikan berbagai permasalahan di masyarakat. Kegiatan pengapdian masyarakat oleh mahasiswa UTM ini adalah untuk mengaplikasikan hilirisasi hasil penelitian Universitas Trunojoyo Madura (UTM).
Berdasarkan hal tersebut yang beranggotakan 6 orang, dengan nama anggota Fahrizal Ananda Putra, Nurul Maulidina, Azzahra’ Rahita Taufiq, Irene May Widyani Safitrih, Cindy Erra Agustin, Mamluatur Rohmah dengan dosen pembimbing lapangan Dr. Agung Setyawan S.Pd., M.Pd. melaksanakan kegiatan KKNT didesa Grujugan Kecamatan Larangan, Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur.
Salah satu program kerja yang diusulkan program ini adalah optimalisasi pengolahan limbah tahu untuk meningkatkan ekonomi masyarakat didesa grujugan. Ampas tahu merupakan limbah padat yang diperoleh dari proses pembuatan tahu dari kedelai hanya dimanfaatkan sebagai pakan ternak oleh warga.
Program ini dilatarbelakangi oleh banyak nya limbah ampas tahu didesa grujugan yang hanya dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Melihat potensi yang ada mahasiswa KKNT UTM berinisiatif untuk memberikan sosialisasi pendampingan dan pelatihan kepada masyarakat desa grujugan dalam mengolah ampas tahu menjadi kerupuk yang bernilai ekonomi.
Limbah cair tahu merupakan limbah cair yang diperoleh dari proses pembuatan tahu, limbah tersebut kerapkali mengganggu warga sekitar, untuk itu mahasiswa KKNT UTM menggelar sosialisasi dan pendampingan pengolahan limbah tahu menjadi pupuk organik. Pembuatan pupuk organik dari limbah tahu tersebut hanya memnafaatkan limbah cair tahu sebagai bahan baku pembuatan. Setelah itu, limbah ditambahkan effective microorganism 4 (EM4) yang berfungsi sebagai pengurai sebagai dekomposer.
EM 4 mangandung mikroorganisme yang dapat membuat senyawa organik yang ada di limbah cair tahu yang semula kompleks menjadi lebih sederhana, sehingga menghasilkan unsur – unsur yang diperlukan tanaman, “papar Agung”.
Selain EM4 terdapat tambahan bahan yakni tetes tebu yang berfungsi memancing EM4 untuk melakukan penguraian. Setelah itu, dilakukan inkubasi selama 2 minggu kedepan, dalam keadaan wadah tertutup, karena reaksi fermentasi secara anaerob. “untuk mengetahui tanda pupuk sudah dapat digunakan adalah ketika dibuka dari proses inkubasi, aroma yang tercium seperti tape.”
Kegiatan sosialisasi pendampingan dan pengolahan ini dilaksanakan pada tanggal 24 Oktober 2024 bertepatan pada hari Kamis di jam 09.00 WIB. Yang diawali dengan penyampaian materi pengolahan ampas tahu menjadi kerupuk dan materi pengolahan limbah cair tahu menjadi pupuk yang dilanjut dengan demonstrasi langsung dan praktik oleh mahasiswa KKNT UTM secara langsung. Masyarakat desa sangat antusias mengikuti pelatihan ini, terbukti dari banyak nya pertanyaan dalam diskusi yang berlangsung.